Wednesday, June 25, 2014

Tafakur

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan.
Hadits itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir.
Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan kebinasaan.
FADHAAILUT TAFAKKURI (KEUTAMAAN TAFAKUR)
Setidaknya ada empat keutamaan tafakur, yaitu:
1. Allah memuji orang-orang yang senantiasa bertafakur dan berdzikir dalam setiap situasi dan kondisi dengan menceritakannya secara khusus dalam Al-Qur’an di surat Ali Imran ayat 190-191. Sa’id Hawa dalam Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil Anfus halaman 93 berkata, “Dari ayat ini kita memahami bahwa kemampuan akal tidak akan terwujud kecuali dengan perpaduan antara dzikir dan pikir pada diri manusia. Apabila kita mengetahui bahwa kesempurnaan akal berarti kesempurnaan seorang manusia, maka kita bisa memahami peran penting dzikir dan pikir dalam menyucikan jiwa manusia. Oleh karena itu, para ahli suluk yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah senantiasa memadukan antara dzikir dan pikir di awal perjalanannya menuju Allah. Sebagai contoh, di saat bertafakur tentang berbagai hal, mereka mengiringinya dengan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.”
2. Tafakur termasuk amal yang terbaik dan bisa mengungguli ibadah. Ada atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban berbunyi, “Berpikir sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.” Kenapa begitu? Karena, berpikir bisa memberi manfaat-manfaat yang tidak bisa dihasilkan oleh suatu ibadah yang dilakukan selama setahun. Abu Darda’ seorang sahabat yang terkenal sangat abid pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, ia menjawab, “Tafakur.” Dengan tafakur seseorang bisa memahami sesuatu hingga hakikat, dan mengerti manfaat dari yang membahayakan. Dengan tafakur, kita bisa melihat potensi bahaya hawa nafsu yang tersembunyi di dalam diri kita, mengetahui tipu daya setan, dan menyadari bujuk rayu duniawi.
3. Tafakur bisa mengantarkan kita kepada kemuliaan dunia dan akhirat. Ka’ab bin Malik berkata, “Barangsiapa menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaknyalah ia memperbanyak tafakur.” Hatim menambahkan, “Dengan merenungi perumpamaan, bertambahlah ilmu pengetahuan; dengan mengingat-ingat nikmat Allah, bertambahlah kecintaan kepadaNya; dan dengan bertafakur, bertambahlah ketakwaan kepadaNya.” Imam Syafi’i menegaskan, “Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir.” (lihat Mau’idhatul Mu’minin)
4. Tafakur adalah pangkal segala kebaikan. Ibnul Qayyim berkata, “Berpikir akan membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan amal perbuatan. Jadi, berpikir adalah asas dan kunci semua kebaikan. Hal ini bisa menunjukkan kepadamu keutamaan dan kemuliaan tafakur, dan bahwasanya tafakur termasuk amalan hati yang paling utama dan bermanfaat sampai-sampai dikatakan, ‘Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah setahun’. Tafakur bisa mengubah dari kelalaian menuju kesadaran, dan dari hal-hal yang dibenci Allah menuju hal-hal yang dicintaiNya, dari ambisi dan keserakahan menuju zuhud dan qana’ah, dari penjara dunia menuju keluasan akhirat, dari kesempitan kejahilan menuju bentangan ilmu pengetahuan, dari penyakit syahwat dan cinta kepada dunia menuju kesembuhan ruhani dan pendekatan diri kepada Allah, dari bencana buta, tuli, dan bisu menuju nikmat penglihatan, pendengaran, dan pemahaman tentang Allah, dan dari berbagai penyakit syubhat menuju keyakinan yang menyejukkan hati dan keimanan yang menentramkan.” (Miftah Daris Sa’adah: 226).
NATAAIJUT TAFAKKURI (BUAH TAFAKUR)
1. Kita akan mengetahui hikmah dan tujuan penciptaan semua makhluk di langit dan bumi sehingga menambah keimanan dan rasa syukur.
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya. [Ar-Ruum, 8]
2. Kita bisa membedakan mana yang bermanfaat sehingga bersemangat untuk meraihnya, mana yang berbahaya hingga berusaha mengindarinya.
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir. (Al-Baqarah: 219)
3. Kita bisa memiliki keyakinan yang kuat mengenai sesuatu, dan menghindari diri dari sikap ikut-ikutan terhadap opini yang berkembang.
Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. (Saba: 46)
4. Kita bisa memperhatikan hak-hak diri kita untuk mendapatkan kebaikan, sehingga tidak hanya berusaha memperbaiki orang lain dan lupa pada diri sendiri.
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Al-Baqarah: 44)
5. Kita bisa memahami bahwa akhirat itu lebih utama, dan dunia hanya sarana untuk membangun kebahagiaan akhirat.
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul), dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (Yusuf: 109)
Dan apa saja[1130] yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Qashash: 60). [1130] Maksudnya: hal-hal yang berhubungan dengan duniawi seperti, pangkat kekayaan keturunan dan sebagainya.
6. Kita bisa menghindari diri dari kebinasaan yang pernah menimpa orang-orang sebelum kita.
Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. (Muhammad: 10)
7. Bisa menghindari diri dari siksa neraka karena bia memahami dan mengamalkan ajaran agama dan meninggalkan kemaksiatan dan dosa-dosa, terutama syirik.
Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Al-Mulk: 10)
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka Apakah kamu tidak memahami? (Al-Anbiyaa’ : 67)
DHAWABITHUT TAFAKKURI (BATASAN TAFAKUR)
Imam Al-Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa semua yang ada di alam semesta, selain Allah, adalah ciptaan dan karya Allah Ta’ala. Setiap atom dan partikel, apapun memiliki keajaiban dan keunikan yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, dan keagungan Allah Ta’ala. Mendata semuanya adalah sesuatu yang mustahil, karena seandainya lautan adalah tinta untuk menuliskan semua itu niscaya akan habis sebelum menuliskan sepersepuluhnya saja dari semua ciptaan dan karya-Nya.”
Jadi, tafakur adalah ibadah yang bebas dan terlepas dari ikatan segala sesuatu kecuali satu ikatan saja, yaitu tafakur mengenai Dzat Allah.
Saat bertafakur sebenarnya seorang muslim sedang berusaha meningkatkan ketaatan, menghentikan kemaksiatan, menghancurkan sifat-sifat destruktif dan menumbuhkembangkan sifat-sifat konstruktif yang ada dalam dirinya. Berhasil tidaknya hal itu dicapai sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:
  1. Kedalaman ilmu
  2. Konsentrasi pikiran
  3. Kondiri emosional dan rasional
  4. Faktor lingkungan
  5. Tingkat pengetahuan tentang objek tafakur
  6. Teladan dan pergaulan
  7. Esensi sesuatu
  8. Faktor kebiasaan
KENAPA KITA DILARANG TAFAKKUR MENGENAI DZAT ALLAH SWT.?
Setidaknya ada dua alasan, yaitu:
1. Kita tidak akan sanggup menjangkau kadar keagunganNya.
Allah swt. tidak terikat ruang dan waktu. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bagi Tuhanmu tidak ada malam, tidak pula siang. Cahaya seluruh langit dan bumi berasal dari cahaya wajah-Nya, dan Dia-lah cahaya langit dan bumi. Pada hari kiamat, ketika Allah datang untuk memberikan keputusan bumi akan tenang oleh cahayaNya.
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-syuuraa: 11)
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (Al-An’am: 103)
Ibnu Abbas berkata, “Dzat Allah terhalang oleh tirai sifat-sifat-Nya, dan sifat-sifat-Nya terhalang oleh tirai karya-karya-Nya. Bagaimana kamu bisa membayangkan keindahan Dzat yang ditutupi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan diselimunti oleh sifat-sifat keagungan dan kebesaran.”
2. Kita akan terjerumus dalam kesesatan dan kebinasan.
Memberlakukan hukum Sang Khalik terhadap makhluk ini adalah sikap ghulluw (berlebihan). Itulah yang terjadi di kalangan kaum Rafidhah terhadap Ali r.a. Sebaliknya, memberlakukan hukum makhluk terhadap Sang Khalik ini sikap taqshir. Perbuatan ini dilakukan oleh aliran sesat musyabihhah yang mengatakan Allah memiliki wajah yang sama dengan makhluk, kaki yang sama dengan kaki makhluk, dan seterusnya. Semoga kita bisa terselamatkan dari kesesatan yang seperti ini. Amiin.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/04/13/5974/tafakur/#ixzz35hHMBnKl 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Monday, May 12, 2014

Ketika Sultan Brunei Memberi Jawaban Tegas Terhadap Kecaman Penerapan Syariat Islam di Negaranya

“Islam adalah konstitusi kami, identitas nasional kami, hak kami, dan cara hidup kami”
Brunei-Sultan Hassanal Bolkiah-jpeg.image 

Setelah Brunei Darussalam memutuskan untuk menerapkan Syariat Islam, banyak pihak yang anti Islam terguncang. Media Barat ramai-ramai mengecam kebijakan tersebut, menganggap bertentangan dengan hukum internasional, melanggar hak asasi manusia, serta kecaman keras lain yang tidak pantas. Para selebriti dunia pun turut ambil bagian dalam aksi protes tersebut dengan memboikot hotel milik Sultan.
Kecaman tersebut juga ditujukan kepada diri pribadi Sultan Brunei yang merupakan kekuatan besar di balik penerapan Syariah Islam di Brunei. Mereka mencari-cari kesalahan pribadi sang Sultan, serta membuat fitnah terhadap keluarganya. Media-media Indonesia pun ikut memberondong kebijakan tersebut dengan aneka fitnah yang keji.
Kecaman tersebut tentu saja aneh dan tidak beralasan. Karena penerapan Syariat Islam di Brunei berlaku untuk negara Brunei, dan yang mendapat dampak dari kebijakan tersebut adalah penduduk Brunei. Akan tetapi, kebijakan penerapan Syariat Islam membuat banyak pihak yang merasa terganggu kepentingannya mencari celah untuk menggembosi kebijakan tersebut.
Berikut jawaban tegas dari Sultan Brunei Hassanal Bolkiah terkait kecaman keras yang ditujukan atas kebijakan penerapan Syariah Islam di negaranya, sebagaimana dilansir oleh My News Hub, Kamis (8/5/2014).
“Di negara Anda, Anda mengklaim menerapkan kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan sebagainya. Hal tersebut ada dalam konstitusi Anda dan sistem politik Anda, identitas nasional Anda, hak Anda dan cara hidup Anda,” tegas Sultan.
“Di negara kami, kami mempraktikkan budaya Melayu, Islam, Sistem Monarki, dan kita akan menerapkan hukum dan Syariah Islam. Islam adalah konstitusi kami, identitas nasional kami, hak kami, dan cara hidup kami,” lanjutnya.
“Kami mungkin menemukan celah (kelemahan) dalam sistem hukum dan peradilan Anda, dan Anda mungkin menemukan hal yang sama pada kami, tapi ini adalah negara kami. Sama seperti Anda yang mempraktikkan hak Anda untuk menjadi gay, dan lain-lain untuk kehidupan Anda di dunia ini. Sedangkan kami mempraktikkan hak-hak kami untuk menjadi Muslim untuk kehidupan di dunia dan akhirat,” ujarnya.
“Ini adalah sebuah negara Islam yang mempraktikkan hukum Islam. Mengapa Anda tidak khawatir tentang anak-anak Anda yang ditembak mati di sekolah-sekolah, tidak khawatir tentang penjara-penjara Anda yang tidak mampu untuk menampung narapidana, tidak khawatir tentang tingginya tingkat kejahatan, tidak khawatir tentang tingginya tingkat bunuh diri dan aborsi, tidak khawatir tentang apa saja yang seharusnya Anda khawatirkan di negara Anda. Sebagian besar agama menentang homoseksualitas, itu bukanlah sesuatu yang baru.”
“Pada saat Anda mendengar bahwa Islam dan Muslim membuat sikap dan berusaha untuk meneguhkan kembali iman mereka, Anda menghakimi, Anda melakukan boikot, Anda mengatakan bahwa itu salah, itu bodoh, itu biadab.”
“Sekali lagi, seharusnya Anda fokus terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang telah saya sebutkan sebelumnya. Apakah tidak salah (hukum) yang membolehkan senjata mematikan? Apakah tidak salah (hukum) yang membolehkan bayi yang belum lahir dibunuh? Apakah tidak salah (hukum) yang membolehkan gaya hidup yang menghasilkan AIDS dan terputusnya generasi?”
“Mengapa Anda begitu peduli terhadap apa yang terjadi di sini, di sebuah negara Islam, sedangkan pada saat yang sama Anda bahkan tidak membuka mata tentang apa yang terjadi di Suriah, Bosnia, Rohingya, Palestina, dan lain-lain?”
“Ribuan orang terbunuh di sana dan Anda tidak peduli, tidak ada seorang pun yang terbunuh di sini di bawah hukum Syariah ini, dan Anda begitu meributkannya, bahkan pada saat warga di sini yang langsung terkena dampaknya, menerimanya dengan damai.”
“Hukuman mungkin keras tetapi tidak berarti bahwa ini lebih mudah untuk dilakukan. Ada proses yang harus dilalui sebelum suatu hukuman yang sebenarnya dijatuhkan. Kami baik-baik saja dengan ini, dan kami senang.” (arrahmah.com)

Monday, March 31, 2014

Ketika hidayah Allah datang ...



Semoga video ini menjadi sesuatu yang bisa menguatkan keimanan kita ...

Wednesday, May 30, 2012

SUAMI IDAMAN KAMI

Suami idaman kami
Lautan cintanya pada RABB 'IZZATI
Cinta teragungnya
Debar rindunya hanya pada JANNATUL FIRDAUS
Tempat kembali yang sangat indah
Maka kami adalah yang paling setia
Mengiringi hidupnya di dunia ini

Suami idaman kami
Hidupnya untuk ISLAM
Setiap detik hidupnya hanya untuk
Menegakkan DAULAH ISLAMIYAH di bumi ALLAH
Setiap peluh yang menetes hanya karena
Memperjuangkan kelestarian ISLAM agar terpelihara
Maka kami adalah yang paling berbangga
Menjadi SRIKANDI kepada seorang yang bergelar MUJAHID

Suami idaman kami
Jihadnya untuk ISLAM
Setiap darah yg mengalir
Pasti karena tekad untuk memelihara kesucian ISLAM
SYAHIDnya karena ISLAM
Maka kami adalah yang amat beruntung
Memiliki kekasih yang gagah sepertinya

Suami idaman kami
Wajahnya senantiasa dibasahi WUDHU' yg sempurna
Bibirnya senantiasa dihiasi dengan DZIKIR padaNya
Setiap tutur kata bermanfaat buat kami dan semua
MSaka kami adalah yang paling bahagia
Dinaungi seorang yang bijaksana

Suami idaman kami
Penglihatannya senantiasa dipelihara
Menjauhkan kebatilan dari dirinya
Hanya memandang kepada yang hak daripadanya
Dia melindungi dan menyayangi
Atas rasa tanggungjawab pada amanah yang dianugerahkan
Dia menegur dan menasihati
Dengan tulus dan ihsan
Agar mendapat mardhatillah
Maka kami adalah yang paling beruntung
Dapat mengasihi seorang mukmin soleh sepertinya

Suami idaman kami
Berusaha memperbaiki diri
Dengan ilmu dan pengetahuan
Agar semakin pantas berbicara
Agar menjadi DA'I yang berHIKMAH
Senantiasa berusaha menghiasi diri dengan untaian TAQWA
QIYAMULAIL memang tradisinya
Sholat sunat menjadi kegemarannya
TILAWAH QUR'AN ibadah kesukaannya
Maka kami adalah yang paling beruntung
Mendapat bahagian dalam doanya

Suami idaman kami
Dirimu permata gemilang
Yang bakal menyerikan dan mewarnai hidup kami
Kami adalah yang paling bersyukur
Kerana menjadi permaisuri mahligaimu insyaALLAH,
Kami akan menjadi penyokong setiamu
Dalam memperjuangkan kalimah Allah di muka bumi ini
Karena dirimu adalah ...

KEKASIHKU, MUJAHIDKU

Tuesday, May 15, 2012

Sebuah Renungan untuk Para Muslimah : Pesankan Saya Tempat di Neraka

Sebuah Renungan untuk Para Muslimah : Pesankan Saya Tempat di Neraka!!**..

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika.

Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria.

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya
mencoba mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.
Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?

Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!
Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.Seandainya setiap orang mengetahui akhir hidupnya….Seandainya setiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…Seandainya setiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…Seandainya setiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbingNya.Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA untuk semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a’lam.

Wednesday, February 8, 2012

Tujuh Sunnah Harian Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam

Mari kita optimalkan ibadah kita dengan amalan-amalan yang disunahkan Rasulullah. Tanpa bermaksud membatasi sunah-sunah Nabi Muhammad SAW yang lain, mari kita laksanakan amalan sederhana yang biasa Rasulullah lakukan setiap hari. Bila kita lakukan selama satu bulan, insya Allah kebiasan ini akan terus menyatu melebur dalam kehidupan kita, sulit dipisahkan dan tidak akan ditinggalkan. Terus istiqomah dilaksanakan sampai Allah memanggil kita dalam Khusnul Khatimah.  Amin ya Raball alamin ....

Apakah tujuh sunah harian yang sedemikian menjanjikan itu? Ternyata tujuh sunnah tersebut sudah kita kenal sebelumnya yaitu:

1.   Shalat Tahajjud
2.   Tadabbur Al Qur'an
3.   Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya bagi ikhwan)
4.   Shalat Dhuha
5.   Memperbanyak sedekah
6.   Menjaga Wudhu
7.   Berzikir setiap saat

Mari kita pelajari secara ringkas satu per satu sebagai berikut :

1.    Shalat Tahajjud
QS Al Isr’a (17:79) Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat yg terpuji.
Shalat yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).
Hadist Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam, Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu, sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada surga-surgaKu”
2.    Tadabbur Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain al Qur’an, pasti akan tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi). Bahkan kalau bisa sambil menangis, sebagaimana wahyu Allah dalam QS Maryam 19:58: Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan menangis.
rumah yg di dalamnya dibacakan al Qur’an akan terlihat penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit (HR Baihaqi)
Sedangkan bagi orang yg malas membaca al Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari al Qur’an, bagaikan rumah syaitan yg menyeramkan (HR Tirmidzi).
3.    Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya)
Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)
Kemudian naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka dalam keadaan sholat juga” (HR Bukhari).
Dua rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)
Shalat subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan dikegelapan menuju Mesjid untuk mengerjakan sholat subuh, dengan cahaya yg terang  benderang” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.    Shalat Dhuha
Nabi mencontohkan bilangan rakaat sholat dhuha 2 s.d 12 rakaat. Sholat dhuha bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan sholatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah (HR Thabrani).
HR Abu Ya’la, Nabi menegaskan”Siapa yang berdiri melaksanakan sholat dhuha, maka diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti dilahirkan ibunya.
Keutamaan jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud):
Siapa yg mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di dalam syurga.
5.    Memperbanyak Sedeqah
QS Ali Imran 3:133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yg disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik.
Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah:
QS al Baqarah 2:261: Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yg menumbuhkan 7 cabang, disetiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala kepada siapa yg Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi sangat mengetahui.
6.    Menjaga Wudhu
Kesucian lahir ditandai dengan berwudhu yg akan mengantarkan manusia kejenjang kesucian yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus dalam keadaan berwudhu.
Wudhu merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai kenikmatan melalui sholat, zikir, membaca al Qur’an dsb
Kesucian adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci lahir dan bathin dlm firmanNya:”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri (QS Al Baqarah 2:222).
7.    Berzikir setiap saat
Berzikir adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yg besar bagi mereka (QS Al Ahzab 33:35)
Zikir dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati “ Mereka yg mengingat Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ..... (QS Ali Imran 3:191);
Zikir menjadikan hati tentram:” yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah maka hati jadi tentram (QS Ar Ra’d 13:28)

Bila ingin lebih detail lagi, tentunya kita perlu bertanya dan belajar lebih lanjut. Amal harus disertai ilmu terlebih dahulu, sebagaimana ucapan khalifah Umar bin  Abdul-Aziz: “Barangsiapa  melakukan  suatu  pekerjaan tanpa ilmu pengetahuan tentang itu maka apa yang dia rusak  lebih  banyak daripada apa yang dia perbaiki". Salah-salah amal ibadah yang kita kerjakan bukan sunah Rasul, akan tetapi bid’ah, sedangkan perbuatan bid’ah adalah dosa. 

Marilah kita isi hari-hari kita dengan amalan ibadah sebagaimana dicontohkan Rasul Sallallahu'alaihiwasallam dengan penuh kesungguhan dilandasi keimanan yang teguh, keikhlasan dalam pengabdian, penuh harap akan diterimanya seluruh amal ibadah, semoga kita mendapat Ridha dari Allah SWT. Amiin ... 
Sumber 

Tuesday, January 3, 2012

Pandangan mereka yang beriman sempurna terhadap kematian

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Al-Imran, 3: 185)

Kematian akan menjemput setiap manusia yang ada dunia ini pada waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan ayat, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS Al-Ankabut, 29: 57) Tidak sesuatu pun yang dimiliki manusia, tidak harta, uang, kedudukan, ketenaran, kemegahan, maupun rupa yang elok dapat menolak kematian. Kematian adalah hukum Allah; tidak seorang pun dapat lari dari kenyataan mutlak dan tak tercegah ini. Sebagaimana ayat, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..” (QS Al-Nisa, 4: 78) mengingatkan kita bahwa tak pernah ada seorang pun yang berhasil melarikan diri dari kematian.
Kenyataan ini adalah perkara yang mereka yang beriman sempurna menggapai pemahaman akbar tentangnya. Sekali mengerti kepastian dan kedekatan kematian, mereka mengerti mereka perlu bersiap demi kehidupan setelah kematian. Menakuti kematian segera yang bisa menjemput sebelum sempat meraih kemuliaan akhlak yang diminta Allah dari para hambaNya dan memperoleh ridaNya, mereka memeluk agama Allah dengan ketulusan dan gairah yang besar. Mereka tidak memboroskan waktu dalam mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat ridaNya, sebab mereka menyadari mereka dapat menemui kematian kapan saja. Doa mereka yang beriman sempurna dalam Qur'an adalah sebagai berikut:
"… Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu).” (QS Al-A’raf, 7: 126)
“… Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS Yusuf, 12: 101)
Mereka yang beriman sempurna menerima kematian dengan kepasrahan penuh, sebab itulah hukum Allah. Di atas segalanya, mereka memandangnya sebagai gerbang lewat mana mereka mencapai surga. Sementara itu, mereka tidak pernah melupakan bahwa mereka harus berjuang keras untuk menghindari hukuman neraka dan memperoleh rida Allah. Mukmin terus-menerus merasakan ketakutan dan harapan hingga menemui kematian. Mereka mengharapkan surga karena beriman. Sama seperti itu, mereka menakuti neraka karena tidak pernah mendapati diri bisa berdiri sendiri. Ketakutan mereka atas pembalasan jahat, perilaku baik yang mereka perlihatkan dan ganjaran baik yang mereka peroleh dikatakan dalam Qur'an sebagai berikut:
(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk, dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga adnin, yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isteri dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun`alaikum bima shabartum". Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS Al-Rad, 13: 20-24)


Sumber : harunyahya.com